Nanang Hartono, SKM (Kasi Promkes Dinkes Bulungan) |
Desa Siaga
Program Lawas
yang Ampuh
Peningkatan kualitas kesehatan masyarakat adalah kunci kemajuan
pembangunan Negara.Pemikiran inilah yang menjadi dasar Kementerian Kesehatan
meluncurkan program peningkatan kualitas kesehatan masyarakat berlabel Desa
Siaga
|
Dicanangkan sejak tahun 2006
silam, hingga kini Desa Siaga tetap berjalan di tengah masyarakat. Melalui Desa
Siaga inilah di harapkan akan terjadi peningkatan kualitas kesehatan
masyarakat.
Desa Siaga adalah langkah yang di
ambil sesuai dengan rencana pembangunan bidang kesehatan. Melalui Program
tersebut, masyarakat di harapkan dapat meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang. Berdasarkan Kepmenkes No.564 tahun
2006, Desa Siaga di gambarkan sebagai upaya meningkatkan kualitas kesehatan
masyarakat dengan memanfaatkan potensi yang sudah ada dan mungkin akan muncul.
Dalam Kepmenkes tersebut turut di atur pedoman pelaksanaan pengembangan Desa
Siaga dalam mewujudkan visi kesehatan,’Munuju Indonesia Sehat’.
Berbasis modal pendekatan, Desa
Siaga berupaya menyadarkan masyarakat tentang pentingnya kesehatan dalam hidup
bernegara. Itulah sebabnya dalam programnya terasa ‘kental’ atmosfer tugas
Promosi Kesehatan. Pasalnya indicator Desa Siaga banyak yang mengajak masyarakat
berprilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Indikator lainnya, peningkatan akses
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan berkualitas, meningkatkan system
surveilans, monitoring, dan informasi kesehatan.
Meski belum mencapai hasil yang
maksimal, namun hingga kini Desa Siaga adalah program yang potensial dan
relavan untuk mewujudkan sehat.
Meski kini Desa Siaga agak
sedikit berubah nama menjadi Desa dan Kelurahan Siaga Aktif, namun esensi
pengutamaan masyarakat tetap di jaga. Pembahasan demi pembahasan detail di
bicarakan mulai dari pendekatan hingga kebijakan dan ketentuan yang menjadi
dasar pelaksanaan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.Adapun pendekatan tersebut
seperti tanggung jawab wajib Kabupaten .
dukungan kebijakan tingkat desa
dan kelurahan, integrasi dengan program pemberdayaan masyarakat (Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat PNPM), pelatihan fasilitator dan petugas
kesehatan, pendanaan, dan evaluasi berbagai kebijakan yang telah di ambil.
Desa dan Kelurahan Siaga Aktif
akan melalui beberapa tahapan hingga disebut Desa dan Kelurahan Aktif Siaga.
Tahapan tersebut adalah Desa Siaga Pratama, Madya, Purnama, dan terakhir
Mandiri. Dalam tingkat akhir, seluruh masyarakat lebih peduli dan mampu menjaga
tingkat kesehatan secara mandiri.
Tantangan Promosi Kesehatan
Tidak di pungkiri jika Promosi
Kesehatan mendapat tanggung jawab besar dalam upaya mencapai Desa Siaga.
Diperlukan satu kreasi atau kreativitas bagi petugas kesehatan guna melakukan
ajakan ber-PHBS. Kejelihan serta penyusunan strategi yang jelas akan berhasil
menanamkan kesadaran pada setiap anggota masyarakat setempat.
“Mengingat Desa Siaga kini sudah
dikenal dan popular di masyarakat, maka Pusat Promosi Kesehatan perlu konsisten
membina dan mengembangkan Desa Siaga. Pembangunan Desa Siaga dapat berasal dari
berbagai UKBM yang ada, seperti Posyandu, Pos Obat Desa, dan Poskesdes yang
pembinaannya dilakukan oleh petugas kesehatan, bidan di desa, dan Puskesmas.
Yang tidak kalah penting dan
perlu menjadi prioritas adalah peran lintas program dilingkungan Dinas Kesehatan
dalam pengembangan Desa Siaga,seperti Kesehatan Ibu dan Anak,gizi,imunisasi,dan
Kesehatan lingkungan.Melalui wadah Desa Siaga, permasalahan tersebut akan mudah
dan cepat diatasi.
Memang tidak semudah membalikkan
telapak tangan ketika membicarakan aplikasi Desa Siaga.Banyak tantangan yang
dihadapi guna menyadarkan masyarakat.Namun,hal ini bukanlah kendala bagi
petugas kesehatan di lini depan kegiatan kesehatan masyarakat.Ia
menyarankan,guna’mempertajam’ upaya promotif preventif di perlukan pola
pendekatan pemberdayaan masyarakat melalui lingkup yang lebih kecil(Community Development and organization).
Tugas Promosi Kesehatan juga
berhubungan dengan upaya pembudayaan.Itulah sebabnya di perlukan intensitas
yang tinggi dalam melakukan pendekatan terhadap masyarakat.Dengan interaksi
aktif antara petugas dan masyarakat akan memudahkan petugas masyarakat untuk
lebih peduli terhadap kesehatan mereka.Tidak harus bersifat formal,trik satu
ini dapat di lakukan dengan berbagai cara. Sebagai contoh,tidak ada salahnya
jika petugas kesehatan mencoba berpromosi dalam kemasan perlombaan.
Penguatan Petugas Dan Kemitraan
“Dalam menggerakkan adan
memberdayakan masyarakat,dilakukan penguatan petugas kesehatan dan tenaga
lintas sektor melalui sosialisasi,”Jalas Tuti.Petugas Kesehatan memberikan
dorongan pada masyarakat tentang apa
yang harus di lakukan dan bersama-sama menggalih permasalahan yang ada.sebagai
katalisator,petugas kesehatan bertugas memberikan pemahaman pada masyarakat
untuk memecahkan masalah.
Sementara kewaspadaan dini
terdapat kondisi sekitar digiatkan dengan melakukan pengamatan prilaku dan
lingkungan masyarakat yang berkaitan dengan KIA serta gizi buruk.masyarakat
dilatih untuk mengetahui potensi bencana yang mungkin terjadi.Peningkatan
kesehatan lingkungan di lakukan dengan program pemmbuatan jamban dan
pemberantasan jentik nyamuk.
Pemberadayaan Masyarakat
Dalam pembentukan Desa
Siaga,mestinya yang diutamakan adalah proses pemberdayaan masyarakat, bukan
pembangunan Poskesdes dalam arti secara fisik.”Banyak pihak mengartikan Desa
Siaga berhenti pada terbentuknya Poskesdes.Pemahaman Desa Siaga sama dengan
Poskesdes adalah keliru.Akibatnya menjadi ranju karena tidak otomatis dengan
terbentuknya Poskesdes akan menjadi Desa Siaga,”lanjutnya.
Desa Siaga merupakan sebuah
proses pemberdayaan masyarakat yang
menekankan pada desa dan masyarakatnya untuk mempersiapkan sumber
daya dalam mengatasi permasalahan
kesehatan,termasuk kedaruratan kesehatan secara mandiri.Kesiapan sumberdaya ini
bukan hanya dari sisi masyarakat saja, tapi juga dari petugasnya.Bidan atau
petugas kesehatan di desa harus siap,baik sebagai fasilitator maupun pendamping
masyarakat.Puskesmas sebagai rujukan pelayanan dasar mestinya juga mendorong
menjadi Puskesmas PONED dan rumah sakit umum daerah di Kabupateng yang menjadi rujukan juga
menjadi PONEK.
Poskesdes bisa berasal dari
berbagai upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat(UKBM) yang ada, seperti
Polindes(Pondok Bersalin Desa) dan Pos Obat Desa(POD).Bahkan, ada Posyandu yang
di kembangkan menjadi Poskesdes.Ini bukan berarti tumbuh kembang UKBM hanya di
batasi Poskesdes adalah bagian dari Desa Siaga.
Desa Siaga Berbasis UKBM
UKBM dapat di bentuk di tingkat
RW atau kampong atau sub desa,misalnya Posyandu.Ada juga yang di bentuk di
tingkat desa,seperti Polindes,Pos Obat Desa,Poskesdes atau Pos-pos kesehatan
lainnya.”Embrio dari kesuksesan pembentukan Desa Siaga adalah UKBM yang
ada(eksis).Ibarat menyusun buku,isinya adalah berbagai UKBM yang telah ada di
desa, sedangkan covernya dinamakan Desa Siaga..
Dengan kata lain, Desa Siaga
merupakan kumpulan jejaring UKBM yang ada di desa. Hal ini menunjukkan kesiapan
sumberdaya masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan , termasuk kedaruratan
sehari hari secara mandiri.
Jadi pembentukan Desa Siaga yang berbasis UKBM jauh lebih siap dan lebih
mudah untuk di kembangkan.Persamaan Desa Siaga dengan UKBM adalah sama sama
berbasis masyarakat.Bedanya,UKBM hanya satu aspek kesehatan tertentu,sedangkan
Desa Siaga merupakan kumpulan berbagai UKBM yang mampu membuat jejaring sebagai
wujud kesiapan masyarakat dalam menghadapi permasalahan kesehatan, termasuk
kedaruratan sehari hari secara mandiri.
Perlunya Proses Edukatif
Di beberapa tempat,Desa Siaga
telah berhasil memberdayakan masyarakat,tapi masih banyak desa yang belum
menggerakkan masyarakat,apalagi memberdayakan. Hal ini karena pembentukan Desa
Siaga hanya bertumpu pada pembangunan Poskesdes,.Jadi pembentukan Desa Siaga
tidak berhenti pada pembentukan Poskesdes saja.langkah langkah edukatif yang
dimulai dari pertemuan tingkst desa (PTD),Survey Mawas Diri(SMD), dan
Musyawarah Musyawarah Desa(MMD),hendaknya harus dilalui pada setiap pembentukan
desa siaga.
“Bila kita melalui proses
edukatif, pembentukan Desa Siaga akan semu dan masyarakat akan selalu
bergantung pada provider.karena itu,saya berharap Desa Siaga menjadi wahana
pemberdayaan masyarakat dengan ahli pengetahuan,olah keterampilan,pengamatan
berbasis masyarakat,pencegahan dan penanggulangan kedaruratan,serta adanya
selfcare,”
Diharapkan, substansi kegiatan Desa Siaga akan
mendukung pencapaian MDGs,seperti KIA dan pengendalian penyakit (menular dan
tidak menular),serta lainnya sehingga bisa mewujudkan masyarakat yang
peduli,tanggap,dan sehat.(Red)*
Dipostkan Oleh Nanang Hartono, SKM (Kasi Promkes Dinkes Bulungan) pada Tanggal 5 Februari 2013 di Tanjung Selor Kalimantan Timur.