Senin, 18 Februari 2013

Nanang Hartono, SKM  (Kasi Promkes Dinkes Bulungan)



Desa Siaga      
Program Lawas
yang Ampuh

Peningkatan kualitas kesehatan masyarakat adalah kunci kemajuan pembangunan Negara.Pemikiran inilah yang menjadi dasar Kementerian Kesehatan meluncurkan program peningkatan kualitas kesehatan masyarakat berlabel Desa Siaga



Dicanangkan sejak tahun 2006 silam, hingga kini Desa Siaga tetap berjalan di tengah masyarakat. Melalui Desa Siaga inilah di harapkan akan terjadi peningkatan kualitas kesehatan masyarakat.

Desa Siaga adalah langkah yang di ambil sesuai dengan rencana pembangunan bidang kesehatan. Melalui Program tersebut, masyarakat di harapkan dapat meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang. Berdasarkan Kepmenkes No.564 tahun 2006, Desa Siaga di gambarkan sebagai upaya meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dengan memanfaatkan potensi yang sudah ada dan mungkin akan muncul. Dalam Kepmenkes tersebut turut di atur pedoman pelaksanaan pengembangan Desa Siaga dalam mewujudkan visi kesehatan,’Munuju Indonesia Sehat’.

Berbasis modal pendekatan, Desa Siaga berupaya menyadarkan masyarakat tentang pentingnya kesehatan dalam hidup bernegara. Itulah sebabnya dalam programnya terasa ‘kental’ atmosfer tugas Promosi Kesehatan. Pasalnya indicator Desa Siaga banyak yang mengajak masyarakat berprilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Indikator lainnya, peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan berkualitas, meningkatkan system surveilans, monitoring, dan informasi kesehatan.

Meski belum mencapai hasil yang maksimal, namun hingga kini Desa Siaga adalah program yang potensial dan relavan untuk mewujudkan sehat.


Meski kini Desa Siaga agak sedikit berubah nama menjadi Desa dan Kelurahan Siaga Aktif, namun esensi pengutamaan masyarakat tetap di jaga. Pembahasan demi pembahasan detail di bicarakan mulai dari pendekatan hingga kebijakan dan ketentuan yang menjadi dasar pelaksanaan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.Adapun pendekatan tersebut seperti tanggung jawab wajib Kabupaten .


dukungan kebijakan tingkat desa dan kelurahan, integrasi dengan program pemberdayaan masyarakat (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat PNPM), pelatihan fasilitator dan petugas kesehatan, pendanaan, dan evaluasi berbagai kebijakan yang telah di ambil.

Desa dan Kelurahan Siaga Aktif akan melalui beberapa tahapan hingga disebut Desa dan Kelurahan Aktif Siaga. Tahapan tersebut adalah Desa Siaga Pratama, Madya, Purnama, dan terakhir Mandiri. Dalam tingkat akhir, seluruh masyarakat lebih peduli dan mampu menjaga tingkat kesehatan secara mandiri.

Tantangan Promosi Kesehatan

Tidak di pungkiri jika Promosi Kesehatan mendapat tanggung jawab besar dalam upaya mencapai Desa Siaga. Diperlukan satu kreasi atau kreativitas bagi petugas kesehatan guna melakukan ajakan ber-PHBS. Kejelihan serta penyusunan strategi yang jelas akan berhasil menanamkan kesadaran pada setiap anggota masyarakat setempat.

“Mengingat Desa Siaga kini sudah dikenal dan popular di masyarakat, maka Pusat Promosi Kesehatan perlu konsisten membina dan mengembangkan Desa Siaga. Pembangunan Desa Siaga dapat berasal dari berbagai UKBM yang ada, seperti Posyandu, Pos Obat Desa, dan Poskesdes yang pembinaannya dilakukan oleh petugas kesehatan, bidan di desa, dan Puskesmas.

Yang tidak kalah penting dan perlu menjadi prioritas adalah peran lintas program dilingkungan Dinas Kesehatan dalam pengembangan Desa Siaga,seperti Kesehatan Ibu dan Anak,gizi,imunisasi,dan Kesehatan lingkungan.Melalui wadah Desa Siaga, permasalahan tersebut akan mudah dan cepat diatasi.

Memang tidak semudah membalikkan telapak tangan ketika membicarakan aplikasi Desa Siaga.Banyak tantangan yang dihadapi guna menyadarkan masyarakat.Namun,hal ini bukanlah kendala bagi petugas kesehatan di lini depan kegiatan kesehatan masyarakat.Ia menyarankan,guna’mempertajam’ upaya promotif preventif di perlukan pola pendekatan pemberdayaan masyarakat melalui lingkup yang lebih kecil(Community Development and organization).

Tugas Promosi Kesehatan juga berhubungan dengan upaya pembudayaan.Itulah sebabnya di perlukan intensitas yang tinggi dalam melakukan pendekatan terhadap masyarakat.Dengan interaksi aktif antara petugas dan masyarakat akan memudahkan petugas masyarakat untuk lebih peduli terhadap kesehatan mereka.Tidak harus bersifat formal,trik satu ini dapat di lakukan dengan berbagai cara. Sebagai contoh,tidak ada salahnya jika petugas kesehatan mencoba berpromosi dalam kemasan perlombaan.

Penguatan Petugas Dan Kemitraan

“Dalam menggerakkan adan memberdayakan masyarakat,dilakukan penguatan petugas kesehatan dan tenaga lintas sektor melalui sosialisasi,”Jalas Tuti.Petugas Kesehatan memberikan dorongan pada masyarakat tentang  apa yang harus di lakukan dan bersama-sama menggalih permasalahan yang ada.sebagai katalisator,petugas kesehatan bertugas memberikan pemahaman pada masyarakat untuk memecahkan masalah.

Sementara kewaspadaan dini terdapat kondisi sekitar digiatkan dengan melakukan pengamatan prilaku dan lingkungan masyarakat yang berkaitan dengan KIA serta gizi buruk.masyarakat dilatih untuk mengetahui potensi bencana yang mungkin terjadi.Peningkatan kesehatan lingkungan di lakukan dengan program pemmbuatan jamban dan pemberantasan jentik nyamuk.

Pemberadayaan Masyarakat

Dalam pembentukan Desa Siaga,mestinya yang diutamakan adalah proses pemberdayaan masyarakat, bukan pembangunan Poskesdes dalam arti secara fisik.”Banyak pihak mengartikan Desa Siaga berhenti pada terbentuknya Poskesdes.Pemahaman Desa Siaga sama dengan Poskesdes adalah keliru.Akibatnya menjadi ranju karena tidak otomatis dengan terbentuknya Poskesdes akan menjadi Desa Siaga,”lanjutnya.

Desa Siaga merupakan sebuah proses pemberdayaan masyarakat yang  menekankan pada desa dan masyarakatnya untuk mempersiapkan sumber daya  dalam mengatasi permasalahan kesehatan,termasuk kedaruratan kesehatan secara mandiri.Kesiapan sumberdaya ini bukan hanya dari sisi masyarakat saja, tapi juga dari petugasnya.Bidan atau petugas kesehatan di desa harus siap,baik sebagai fasilitator maupun pendamping masyarakat.Puskesmas sebagai rujukan pelayanan dasar mestinya juga mendorong menjadi Puskesmas PONED dan rumah sakit umum daerah  di Kabupateng yang menjadi rujukan juga menjadi PONEK.

Poskesdes bisa berasal dari berbagai upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat(UKBM) yang ada, seperti Polindes(Pondok Bersalin Desa) dan Pos Obat Desa(POD).Bahkan, ada Posyandu yang di kembangkan menjadi Poskesdes.Ini bukan berarti tumbuh kembang UKBM hanya di batasi Poskesdes adalah bagian dari Desa Siaga.

Desa Siaga Berbasis UKBM

UKBM dapat di bentuk di tingkat RW atau kampong atau sub desa,misalnya Posyandu.Ada juga yang di bentuk di tingkat desa,seperti Polindes,Pos Obat Desa,Poskesdes atau Pos-pos kesehatan lainnya.”Embrio dari kesuksesan pembentukan Desa Siaga adalah UKBM yang ada(eksis).Ibarat menyusun buku,isinya adalah berbagai UKBM yang telah ada di desa, sedangkan covernya dinamakan Desa Siaga..

Dengan kata lain, Desa Siaga merupakan kumpulan jejaring UKBM yang ada di desa. Hal ini menunjukkan kesiapan sumberdaya masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan , termasuk kedaruratan sehari hari secara mandiri.

Jadi pembentukan Desa Siaga  yang berbasis UKBM jauh lebih siap dan lebih mudah untuk di kembangkan.Persamaan Desa Siaga dengan UKBM adalah sama sama berbasis masyarakat.Bedanya,UKBM hanya satu aspek kesehatan tertentu,sedangkan Desa Siaga merupakan kumpulan berbagai UKBM yang mampu membuat jejaring sebagai wujud kesiapan masyarakat dalam menghadapi permasalahan kesehatan, termasuk kedaruratan  sehari hari secara mandiri.

Perlunya Proses Edukatif

Di beberapa tempat,Desa Siaga telah berhasil memberdayakan masyarakat,tapi masih banyak desa yang belum menggerakkan masyarakat,apalagi memberdayakan. Hal ini karena pembentukan Desa Siaga hanya bertumpu pada pembangunan Poskesdes,.Jadi pembentukan Desa Siaga tidak berhenti pada pembentukan Poskesdes saja.langkah langkah edukatif yang dimulai dari pertemuan tingkst desa (PTD),Survey Mawas Diri(SMD), dan Musyawarah Musyawarah Desa(MMD),hendaknya harus dilalui pada setiap pembentukan desa siaga.

“Bila kita melalui proses edukatif, pembentukan Desa Siaga akan semu dan masyarakat akan selalu bergantung pada provider.karena itu,saya berharap Desa Siaga menjadi wahana pemberdayaan masyarakat dengan ahli pengetahuan,olah keterampilan,pengamatan berbasis masyarakat,pencegahan dan penanggulangan kedaruratan,serta adanya selfcare,”

 Diharapkan, substansi kegiatan Desa Siaga akan mendukung pencapaian MDGs,seperti KIA dan pengendalian penyakit (menular dan tidak menular),serta lainnya sehingga bisa mewujudkan masyarakat yang peduli,tanggap,dan sehat.(Red)*

Dipostkan Oleh Nanang Hartono, SKM (Kasi Promkes Dinkes Bulungan) pada Tanggal 5 Februari 2013 di Tanjung Selor Kalimantan Timur.



Minggu, 03 Februari 2013

Ditjen PP dan PL Dalam Menunjang Kegiatan Kesehatan Lingkungan Akibat Banjir di Jakarta


Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan RI, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE, menyampaikan bahwa dalam rangka menunjang kegiatan Kesehatan Lingkungan akibat banjir di DKI Jakarta, DitJen PP dan PL Kemenkes RI telah memberikan :
1). Polibag = 7.500 lembar.
Polibag (kantong plastik sampah) dipakai untuk menampung sampah domestik sementara ditempat pengungsian dan lingkungan sekitar lokasi banjir guna menghilangkan atau mengurangi penumpukan sampah sembarangan.
2). PAC 3 botol @ 30 ml, PAC 618 botol @ 30 ml dan  175 sachet @ 10 ml PAC (Penjernih Air cepat) digunakan sebagai penjernih air kotor untuk mendapatkan air bersih yang selanjutnya diberikan kaporit untuk membunuh kuman/bakteri yg berada dlm air sehingga aman digunakan utk kebutuhan air pengungsi.

3). Kaporit 8 dus @ 20 kg = 1.600 kg
Kaporit dipakai sebagai pembasmi kuman (disinfektan) untuk air bersih sehingga aman digunakan pengungsi.

4). Lysol = 5.400 liter
Disinfektan (Lysol/Karbol) digunakan untuk membasmi bakteri/kuman pada lantai dan dinding rumah dan lingkungan rumah penduduk dan tempat pengungsian yang terkena banjir. Dilakukan oleh masyarakat dibantu kader kesehatan atau petugas kesehatan, dilaksanakan terutama pada saat pasca banjir.

5). Repelent lalat 3 dus @ 288

6). Replent nyamuk 208 sachet

7). Chlorine cair 88 botol @ 100 ml

8). "Life straw family",  sementara hari ini dibagikan sebanyak 420 buah dari yang diterima 1212 buah dari UNICEF. Life Straw (saringan filter penjernih air) ini berfungsi sebagai penyaring air berish dari keberadaan bakteriologi yg membahayakan bagi tubuh yang ada dalam air sehingga aman diminum pengungsi terutama diutamakan air minum bagi bayi, balita dan ibu nya.

9. Insektisida (alpha cypermentrine 50 g/l)
Sebagai  bahan kimia yang akan dicampur pelarut untuk penyemprotan dengan menggunakan alat/mesin Mist blower guna mengurangi jumlah serangga dan larva serangga lalat, nyamuk dan kecoa sebagai upaya pemutusan mata rantai penularan penyakit bersumber serangga.

10. Mesin pengolah air bersih dengan metode Reverse Osmosis yang ditempatkan di lokasi tertentu

11. Membagikan Leaflet tentang "Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Yang Perlu Diwaspadai Di Musim Banjir."